Selasa, 26 Agustus 2008

Belajarlah dari Negeri China

Diunduh dari Rubrik OPINI di Harian Jurnal Nasional, Jakarta | Selasa, 26 Agt 2008
Para ustadz atau dai sering mengutip hadits yang berbunyi, “Tuntutlah ilmu walau sampai ke Negeri China.” Terlepas dari sanad hadits ini yang lemah, China memang memiliki kelebihan yang bisa kita jadikan pelajaran. Prestasi yang baru saja diukir Negeri Panda itu adalah kesuksesannya dalam pelaksanaan Olimpiade 2008 di Beijing.

Dalam Olimpiade Beijing yang telah ditutup Minggu (24/8) lalu, China meraih dua keberhasilan sekaligus, yakni dalam penyelenggaraan dan pertandingan olahraga. Olimpiade Beijing dibuka dan ditutup dengan upacara yang spektakuler dengan mengerahkan ratusan penari, pesta kembang api, dan atraksi lain yang memukau.

Selama penyelenggaraan Olimpiade, China memberikan layanan kelas satu kepada para atlet, ofisial, maupun tamu-tamu lain. Fasilitas pertandingan, transportasi, dan akomodasi dipersiapkan dengan baik. Persiapkan serius selama tujuh tahun pun tidak sia-sia dengan kesuksesan yang didapat.

Keberhasilan itu menutupi kekhawatiran sebelumnya terkait dengan tingginya polusi udara, ancaman demonstrasi, dan pembatasan kebebasan pers. Presiden Komite Olimpiade Internasional Jacques Rogge dan sejumlah tamu yang menghadiri upacara penutupan menyatakan Olimpiade Beijing “benar-benar luar biasa”.

China tidak hanya sukses sebagai tuan rumah, tapi juga berhasil menjadi juara umum dengan meraup 51 emas, 21 perak, dan 28 perunggu. Negara adidaya Amerika Serikat, yang biasanya juara umum, harus rela menempati urutan kedua dengan 36 emas, 38 perak, dan 36 perunggu. Posisi ketiga dipegang Rusia dengan memperoleh 23 emas, 21 perak, dan 28 perunggu. Inggris yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2012 menempati peringkat keempat dengan 19 emas, 13 perak, dan 15 perunggu.

Tentu Olimpiade bukan melulu persoalan olahraga, tapi juga memiliki dimensi ekonomi, politik, dan sosial budaya. Dalam hal ini pun Negeri Tirai Bambu juga mendapat keuntungan besar. Ribuan orang dari berbagai penjuru dunia yang datang ke Beijing tentu membuat perputaran uang triliunan rupiah dan menghidupkan perdagangan di China. Untuk memersiapkan segala keperluan Olimpiade, Beijing pun rela mengeluarkan dana US$43 miliar (Rp387 triliun).

Olimpiade Beijing membuat China semakin terbuka, baik secara politik, maupun sosial budaya. “Lewat Olimpiade, dunia belajar lebih banyak tentang China, dan China belajar lebih banyak tentang dunia,” kata Rogge.

Proses saling belajar antara China dan dunia itu tentu akan meningkatkan saling pengertian, kepercayaan, dan kerja sama yang bermanfaat. Ketua Panitia Olimpiade Beijing Liu Qi mengatakan bahwa pesta olahraga terbesar di dunia itu menjadi bukti bahwa dunia telah memercayai China. Kenyataannya, Beijing bisa melaksanakan kepercayaan itu dengan baik.

Olimpiade pun menunjukkan adanya transformasi politik dan sosial yang telah dilaksanakan oleh China, dari sebuah negara komunis yang tertutup menjadi begitu terbuka. Kenyataan ini menjawab kritik-kritik yang selam ini dialamatkan kepada China terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, pengekangan kebebasan pers, pencemaran lingkungan dan sebagainya.

Keberhasilan Olimpiade membuktikan bahwa China bisa memberdayakan birokrasi pemerintahan maupun rakyatnya dengan efektif.

Selain sukses Olimpiade, China sudah mencatat keberhasilan dalam pembangunan ekonomi. Industri dan perdagangan China berkembang, sehingga produk China pun membanjiri pasar-pasar dunia, dari Amerika Serikat hingga Indonesia. Dengan tingkat pertumbuhan tinggi, pada 2007 pertumbuhan ekonomi 11,9 persen, China telah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia.

[ Kembali ]

Tidak ada komentar: